Dalam prosedur sunat, harus dipertimbangkan dalam pemilihan fasilitas yang memiliki peralatan yang lengkap, mutakhir dan juga steril. Klinik harus dilengkapi dengan meja operasi yang tidak terlalu lebar, yang tingginya cukup untuk memungkinkan ahli bedah melakukan prosedur tanpa membungkuk atau punggung membengkok. Troli atau meja instrumen diperlukan di mana instrumen steril dapat diletakkan. Lantai ruang prosedur harus terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan didesinfeksi. Troli instrument dan bagian atas meja operasi harus didesinfeksi sebelum dan sesudah prosedur, serta setiap hari apabila tidak digunakan. Jika ada tumpahan cairan di lantai, harus dibersihkan dengan bersih air dengan deterjen kemudian didesinfeksi.
Pencahayaan di ruang prosedur harus diatur sedemikian rupa menyorot pada area operasi (penis) dengan baik, sehingga dokter bedah dapat melihat apa yang dia lakukan. Idealnya, klinik harus dilengkapi dengan ruang operasi yang terdapat lampu prosedur kecil didalamnya. Obat-obatan darurat dan peralatan untuk mengelola reaksi anafilaksis harus tersedia di atau dekat ruang prosedur. Ini harus disimpan dalam kotak berlabel jelas, dan isinya harus diperiksa secara berkala (setidaknya setiap 6 bulan) untuk memastikan kelengkapan dan tidak ada obat-obatan yang mendekati atau melampaui tanggal kedaluwarsanya. Selain itu, penting untuk memiliki antiseptik alternative seperti chlorhexidine, untuk pasien yang alergi terhadap povidone iodine, dan juga menyediakan benang dan jarum cadangan.
Tim bedah sunat perlu memastikan bahwa kondisi klien sesuai dengan metode sunat yang dipilih; mendapat informasi tentang metode yang cocok; dan informasi dasar anestesi lokal di klinik mereka. Jika ada keraguan tentang kesesuaian klien, ia harus dirujuk ke rumah sakit kabupaten atau tingkat perawatan yang lebih tinggi. Tim bedah sunat harus mengambil sejarah medis yang terfokus dan melakukan pemeriksaan klinis pada penis. Riwayat dan pemeriksaan tersebut keduanya harus didokumentasikan. Saat mengambil riwayat medis, biasanya akan ditanyakan tentang:
• kesehatan umum saat ini;
• apakah klien minum obat;
• apakah klien memiliki alergi terhadap obat yang diketahui;
• riwayat hemofilia, gangguan perdarahan, atau anemia;
• infeksi genital, ulkus, atau pengeluaran penis saat ini
• apakah klien memiliki masalah dengan ereksi penis atau hal lain tentang fungsi seksual.
Ada beberapa kontraindikasi medis untuk penyunatan dengan anestesi lokal. Namun, seperti semua operasi elektif (direncanakan), sunat tidak boleh dilakukan pada siapa pun yang menderita
gangguan akut, infeksi atau demam. Pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu :
• Saat memeriksa penis, tarik kulup dan periksa glans penis.
• Pembukaan ujung saluran kemih (meatus uretra) harus dekat ujung kelenjar, dan seharusnya tidak menjadi bekas luka atau sakit. Kulit khatan seharusnya mudah ditarik dan tidak meradang atau menyempit. Jika penis, glans, meatus dan kulup sehat, klien memenuhi standar utama dilakukan sunat di klinik.
Kontraindikasi absolut untuk sunat berbasis klinik meliputi: