Di Era Milenials ini, ilmu pengetahuan tidak hentinya melakukan inovasi. Berbagai tekhnik procedur medis sirkumsisi / sunat/ khitan telah dikembangkan. Belajar dari kelebihan dan kekurangan teknik pendahulunya, saat ini sudah mulai muncul metode modern untuk sirkumsisi/ khitan / sunat ini. Sirkumsisi sendiri atau yang lebih dikenal dengan nama sunat atau khitan adalah suatu metode bedah minor untuk membuang kulit yang menutupi ujung penis, atau dalam istilah medisnya disebut prepusium. Sunat biasanya dilakukan sebagai ritual agama atau budaya bagi keturunan Yahudi dan Islam, serta suku-suku asli di Afrika dan Australia. Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu kedokteran tentang manfaat melakukan sunat, banyak kelompok masyarakat yang mulai melirik metode ini untuk menjaga kebersihan pribadi atau perawatan kesehatan preventif terhadap jenis penyakit tertentu yang dapat diakibatkan oleh tidak melakukan sunat. Penelitian terbaru menyebutkan, manfaat tindakan sirkumsisi pada laki-laki termasuk mengurangi risiko infeksi saluran kemih di masa kanak-kanak, mengurangi risiko penyakit menular seksual di masa dewasa, perlindungan terhadap kanker penis, penurunan risiko kanker serviks pada pasangan seks wanita, dan pencegahan balanitis (radang kelenjar), posthitis (radang kulup), phimosis (ketidakmampuan untuk menarik kembali kulup) dan paraphimosis (ketidakmampuan untuk mengembalikan ditarik kulup ke lokasi aslinya).
Selama penyunatan, kulup dibebaskan dari kepala penis (Glans) dan dibuang. Ketika dilakukan pada bayi yang baru lahir, prosedurnya lebih sederhana dan lebih cepat dibandingkan dengan remaja dan dewasa. Luka penyembuhan setelah sunat pada orang dewasa umumnya membutuhkan 5-7 hari. Namun, sekitar 4-6 minggu diperlukan agar luka sembuh sepenuhnya. Pada bayi dan anak laki-laki, waktu penyembuhan jauh lebih singkat. Prosedur sirkumsisi paling baik dilakukan pada 12-24 jam setelah bayi baru lahir dan dalam kondisi stabil, serta sebelum bayi berusia 4 minggu.
Ada beberapa metode yang berbeda untuk sunat bedah konvensional dan berbasis perangkat. Metode yang paling tepat untuk klien tertentu tergantung pada banyak faktor, yakni:1. Kapasitas klinik atau fasilitas untuk menyediakan tindakan, yaitu, tingkat keterampilan penyedia yang akan melakukan, prosedur dan ketersediaan bahan dan peralatan yang diperlukan;2. Kelayakan medis dari klien untuk metode ini, berdasarkan pada riwayat yang terfokus dan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan terperinci pada penis dan penilaian perkembangan penis;3. Metode yang disukai dan atau dipilih klien (tergantung pada kelayakan medis).
Prinsip sunat adalah asepsis (steril), pemotongan memadai pada lapisan kulit prepusium luar dan dalam, hemostasis (pencegahan perdarahan yang banyak), perlindungan kelenjar dan uretra (saluran kandung kemih), dan kosmetik (minimalisir bekas luka eksisi dan atau penjahitan). Tujuan utama dari prosedur ini adalah untuk meng-ekspose pangkal penis atau glans untuk mencegah Phimosis (kondisi dimana kulup tidak bisa ditarik kembali dari sekitar ujung penis) dan Paraphimosis (kulup terjebak di belakang kepala penis dan tidak dapat ditarik kembali ke posisi normal). Paraphimosis adalah kondisi serius dimana umumnya terjadi pada anak laki-laki atau laki-laki dewasa yang belum disunat.
Metode sirkumsisi dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe atau kombinasi dari :1. Dorsal slit (membuka celah pada punggung atau bagian atas penis dengan alat tertentu sebelum kulit prepusium digunting)2. Shield (pelindung) dan clamp (penjepit) khusus untuk sirkumsisi3. Eksisi (pemotongan)
Sebelum tindakan sirkumsisi, terlebih dahulu harus dilakukan bius atau anesthesia untuk mengurangi rasa sakit. Bius yang umumnya dilakukan adalah bius lokal dengan atau tanpa jarum suntik, atau kombinasi keduanya. Metode sirkumsisi konvensional adalah dengan eksisi kulit prepusium dengan gunting dan kemudian dijahit untuk menghentikan perdarahan. Metode ini relatif aman dan lebih murah, serta memiliki tingkat kesembuhan yang lebih cepat. Hanya saja dari segi kosmetik, metode ini menimbulkan bekas luka yang cukup berbekas dan nampak kurang rapi.
Dewasa ini, masyarakat mulai melirik metode non-konvensional dengan menggunakan alat dan bahan khusus. Peralatan non-konvensional ini sudah mulai masuk ke Indonesia dan diterapkan diberbagai penyedia fasilitas sunat mulai dari praktek dokter hingga rumah sakit besar. Ada beberapa alat yang digunakan dalam metode non-konvensional / modern di Indonesia, seperti:1. Klamp (klem) 2. Ring ( shang ring )3. Stapler
Kami, di Rumah sunat bali secara khusus melayani tindakan sirkumsisi / khitan / sunat yang dikerjakan oleh dokter kami yang sudah berpengalaman dalam bidang sirkumsisi/ khitan/ sunat. Dengan prosedur medis yang baku, kami melayani sunat/ khitan dengan metode konvensional dan metode modern. Untuk metode modern, kami melayani prosedur kghitan/ sunat dengan Klamp (klem) , dan Ring yang single-use. penggunaan alat yang steril dan teknik anasthesi yang mengurang rasa nyeri dan ketakutan pada pasien. Pelayanan pasien di rumah sunat bali dimulai dengan konsultasi pada dokter khitan/ sunat dan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik medis. Dokter yang memeriksa akan menentukan metode sunat/khitan terbaik yang dapat dilakukan pada pasien sesuai dengan hasil pemeriksaan sebelum melakukan tindakan sunat/ khitan ini. semoga informasi mengenai metode sunat terbaik ini dapat menjadi sumber informasi medis yang baik bagi andadan keluarga. Salam kami, Rumah Sunat Bali.