Apa yang Harus Dilakukan Setelah Sirkumsisi : Teknik Perawatan Luka dan Pencegahan Infeksi

Apa yang Harus Dilakukan Setelah Sirkumsisi : Teknik Perawatan Luka dan Pencegahan Infeksi

Sirkumsisi adalah tindakan bedah minor untuk menghilangkan kulit yang menutupi glans penis. Tindakan ini biasanya berkaitan dengan agama atau adat istiadat suatu daerah. Dari segi  medis, sirkumsisi atau dalam bahasa Indonesia disebut sunat atau khitan adalah tindakan yang dianjurkan. Hal tersebut didasarkan pada berbagai hasil penelitian yang menyatakan bahwa sirkumsisi menghasilkan berbagai macam manfaat, seperti:

  • Mengurangi risiko penularan infeksi HIV dan penyakit menular seksual lainnya
  • Mengurangi risiko infeksi saluran kemih pada anak laki-laki
  • mencegah Phimosis (kondisi dimana kulup tidak bisa ditarik kembali dari sekitar ujung penis) dan Paraphimosis (kulup terjebak di belakang kepala penis dan tidak dapat ditarik kembali ke posisi normal).

 

Tindakan sirkumsisi merupakan tindakan bedah minor, dengan kata lain dapat dilakukan dengan bius lokal dan biasanya tidak membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya. Tindakan ini juga tidak harus dilakukan di rumah sakit besar dan oleh dokter spesialis. Dewasa ini, sudah banyak didirikan klinik/rumah sunat dimana prosedur bedahnya dilakukan oleh tenaga medis bersertifikat dan berpengalaman. Meskipun begitu, masyarakat harus tetap jeli memilih fasilitas kesehatan yang memadai dengan pelayanan dan sumber daya manusia terbaik untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan risiko paling minimal. Karena bagaimanapun juga, sunat hanya dilakukan seseorang sekali seumur hidup dan merupakan aset di sepanjang hidupnya.

 

Prosedur sirkumsisi diawali dengan tindakan bius. Seiring dengan majunya perkembangan jaman, saat ini sudah ada teknologi bius tanpa menggunakan jarum suntik. Dengan teknologi ini, diharapkan pasien akan merasa lebih nyaman dan tidak terlalu cemas karena harus “disuntik”. Setelah dibius, tindakan dilanjutkan dengan mengukur dan memberi tanda pada bagian yang akan dipotong. Selanjutnya tergantung teknik apa yang akan digunakan oleh operator sunat. Apakah dengan teknik konvensional (dipotong dan dijahit) atau menggunakan peralatan khusus seperti ring, klamp, dan lain-lain.

 

Karena dilakukan tindakan pemotongan, tentunya terjadi luka yang perlu waktu untuk proses penyembuhannya. Selama masih ada bagian kulit yang terbuka, hal ini sangat rentan menimbulkan terjadinya infeksi apabila luka tidak dirawat dengan baik. Berikut adalah hal- hal yang harus dilakukan untuk merawat luka setelah sunat.

A. PADA BAYI BARU LAHIR

  1. Setiap penggantian popok, pastikan tidak ada tinja atau urine yang tersisa di daerah yang disunat. Bersihkan dengan lembut dengan kain lembut yang dibasahi air dan sabun bayi yang lembut, lalu oleskan dengan kain basah dan bersih untuk dibilas. Hindari menggunakan tisu bayi di area tersebut setidaknya selama 7-10 hari pertama karena dapat menyebabkan abrasi dan nyeri.
  2. Setelah dibersihkan, biarkan daerah sunat kering dengan sendirinya. Mengeringkan dengan handuk dapat menyebabkan iritasi pada luka saat penyembuhan. Jika anda memandikan bayi dengan spons, keringkan dengan lembut sisa tubuh mereka dengan handuk dan hindari daerah sunat.
  3. Pada 2-3 hari pertama, periksa dan ganti popok bayi sesering mungkin. Untuk mencegah infeksi atau iritasi, periksa popok bayi anda sesering mungkin. Bayi yang baru lahir mungkin buang air kecil 20 kali sehari, jadi periksalah popok bayi Anda setiap 2-3 jam (juga saat bayi menangis, atau anda merasa perlu untuk mengganti popok) untuk memastikannya tidak basah atau kotor. Urin dan tinja dapat menyebabkan infeksi pada luka sunat jika dibiarkan terlalu lama
  4. Selama 7-10 hari, penis bayi yang disunat sedang dalam tahap penyembuhan, maka hindari merendam bayi dalam air. Mandikan bayi anda dengan spons mandi dan air serta sabun bayi ringan. Cuci kepala, wajah, dan tubuh bayi anda secara terpisah, pastikan untuk mengeringkan dan menutupi setiap area tubuh ketika membersihkan area lainnya agar tetap hangat.
  5. Selama luka sirkumsisi dalam proses penyembuhan, pakaikan popok bayi agar luka tidak tergosok. Ikuti instruksi dokter selama perawatannya. Biasanya setelah dibersihkan dan dikeringkan, area luka dioleskan antibiotik salep agar tidak lengket serta untuk mencegah infeksi. Dokter juga akan merekomendasikan membungkus sepotong kain kasa di sekitar area sunat sebelum mengenakan popok bayi.

 

B. PADA ANAK DAN DEWASA

  1. Selama 48 jam pertama setelah penyunatan pada orang dewasa, hindari mandi dan  membasahi luka. Sebagai gantinya, bersihkan tubuh dengan kain atau handuk basah, namun hindari area yang diperban. Luka sunat harus tetap kering selama 48 jam.
  2. Balutan luka harus dilepas 48 jam setelah prosedur dengan merendam area tersebut dalam bak mandi yang dangkal atau pada baskom. Isi bak mandi atau baskom dengan air hangat dan NaCl. Biarkan air merendam perban cukup lama sehingga balutan bisa dilepaskan tanpa potongan kain kasa menempel di luka. Perendaman juga untuk menghilangkan semua darah kering dan serat kasa dari area tersebut, lalu tepuk kering secara lembut dengan kain kasa bersih.
  3. Ganti balutan luka setiap 24-48 jam, atau jika basah. Bersihkan terlebih dahulu luka dengan kassa berisi larutan NaCl, biarkan mengering. Oleskan salep antibiotic dan tutuk kembali dengan kassa kering, plester.
  4. Tunggu minimal 2 minggu sebelum mandi dengan shower atau menyiram tubuh. Mandi dapat mencuci bakteri dari tubuh dan memindahkannya ke dalam luka, yang dapat menyebabkan infeksi. Penyembuhan awal biasanya memakan waktu 2-3 minggu, meskipun waktu penyembuhan dapat bervariasi tergantung pada usia, gaya hidup, dan riwayat medis seseorang

MEMONITOR LUKA

  1. Periksa kemerahan, bengkak, atau demam. Periksa lokasi luka untuk melihat adanya kemerahan dan pembengkakan. Kemerahan dan pembengkakan pada daerah sunat normalnya memerlukan waktu selama 7-10 hari untuk sembuh. Jika area tersebut semakin memerah atau membengkak 5-10 hari setelah prosedur, atau jika area tersebut terasa hangat atau lebih sakit, hubungi dokter Anda karena ini dapat mengindikasikan infeksi. Panggil dokter anak    segera jika bayi Anda demam (>37,5 ° C atau lebih tinggi secara rektal), ia harus segera diperiksa.
  2. Periksa tanda-tanda perdarahan selama beberapa hari pertama setelah penyunatan. Beberapa tetes darah adalah normal selama periode ini. Perdarahan yang lebih besar dan persisten harus segera diperiksakan ke dokter.
  3. Perhatikan adanya cairan kekuningan atau kehijauan yang keluar dari luka. Sejumlah kecil keropeng dan keluarnya cairan kuning adalah hal yang normal selama proses penyembuhan, tetapi hal ini perlu dikhawatirkan jika itu berlangsung lebih dari satu minggu. Perhatikan juga apakah cairan ini berwarna hijau, berbau tidak sedap, atau jumlahnya bertambah karena ini bisa menjadi tanda-tanda infeksi. Periksa tempat yang disunat dengan hati-hati apakah ada yang cairan yang keluar. Jika Anda melihat hal tersebut 7 hari setelah prosedur, hubungi dokter anak Anda
  4. Pantau terus proses berkemih. Dalam kasus sunat pada bayi baru lahir dan dewasa, masalah pada proses buang air kecil adalah tanda peringatan penting adanya komplikasi atau infeksi. Jika bayi baru lahir tidak buang air kecil dalam waktu 6-8 jam setelah prosedur, segera hubungi dokter. Jika ada rasa sakit atau kesulitan buang air kecil setelah sunat pada orang dewasa, hubungi dokter Anda segera.

 

Rumah Sunat Bali sebagai fasilitas kesehatan dengan layanan khusus khitan / sunat di bali  menyediakan layanan follow up / kontrol pada 24 jam pertama pasca sunat / khitan.  prosedur ini untuk melakukan cek kondisi luka kepada pasien  dan memandu untuk  pergantian balutan. Layanan satu kali follow up ini sudah termasuk harga prosedur yang disetujui di awal. Selain itu, kami juga menyediakan layanan konsultasi dengan whatsapp apabila ada hal yang ingin ditanyakan atau meminta advise mengenai sirkumsisi, perawatan luka di rumah, dan lain-lain.

 

Salam sehat dari kami, Rumah Sunat Bali

Kontak Rumah Sunat Bali via WhatsApp